KISAH KESEDIHAN SISWA
TANGIS YANG AKU SEMBUNYIKAN Waktu saya duduk di kelas III SMP. Baru kali itu saya mendapatkan panggilan orang tua dari guru BP. Sejak saya SD sampai tamat, guru-guruku sangat senang dan menyukaiku. Panggilan pertama secara lisan tidak saya gubris. Di hari kedua guru BPku mulai marah. Walaupun saya sudah jelaskan bahwa bukan saya yang banyak alpanya. Tetapi ia bersikeras bahwa saya sering tidak hadir. Dengan menunjuk-menunjuk daftar hadir. Ini alpamu banyak sekali. Saya sudah jelaskan tapi saya takut karena ia galak sekali. Saya mulai menghindar kalau ia masuk di kelasku. Suatu hari tiba-tiba ia mendapatiku sedang menghapus papan tulis. Ia berteriak jangan hapus. Lalu muncul dihadapanku dan berkata; mana orang tuamu? Kemudian ia memegang kepalaku lalu menghapuskannya ke papan tulis. Semua teman-temanku pada ketakutan. Bukan berarti saya tidak menyampaikan kepada kedua orang tuaku. Bapakku menyuruh ibuku. Akhirnya ibuku yang menghadap ke guru BPku. Suara mikrofon memanggil-...